"kesederhanaan nabi muhammad

Senin, 17 Oktober 2011



Saatnya Meniru Kesederhanaan Nabi



















Para pemimpin negeri hendaknya mengikuti teladan penting dari Nabi Muhammad SAW yakni gaya hidup yang sederhana dan bersahaja. Kesederhanaan tidak akan merendahkan manusia,namun justru mengangkat martabat manusia. Para pemimpin harus kembali kepada ajaran Nabi, tidak terlena oleh kemegahan duniawi. Tidak pandang bulu apakah pemimpin formal atau non formal.
para pemimpin harus memberikan uswatun hasanah, contoh yang baik, saat ini juga
Pada saat negeri ini dilanda kemiskinan sedianya para pemimpin menunjukan gaya hidup sederhana, sebagai ekspresi keperihatinan, atau minimal simbol sebagai rasa bersalah atas ketidakmampuan menyejahterakan sebanyak mungkin rakyat yang dipimpinnya. Tidak etis kalau para pemimpin mendemonstrasikan
kemewahan pada saat kondisi kita seperti ini.
Kata sosiolog Ibnu Khaldun, sebenarnya mengatur rakyat itu gampang. Tinggal pemimpinnya menunjukkan perilaku yang baik di hadapan rakyat, maka rakyat akan mengikut sendiri apa yang dimaui pemimpin.
Para pemimpin negeri ini, termasuk pemimpin keagamaannya, sering dibuat gamang oleh arus globalisasi yang menawarkan gaya hidup konsumtif, serba ada dan serba memiliki. Para pemimpin selama ini lebih merasa asyik meniru gaya hidup yang dipertontonkan dalam tayangan iklan media massa oleh para artis, dari pada menjalankan tanggungjawab sebagai pemimpin.
Padahal para pemimpin harus mendahulukan kepentingan umat. Maka saatnya meniru kesederhanaan Nabi. Jika perlu memakan sisa-sisa makanan para orang-orang bawahan.
Dikisahkan Nabi Muhammad SAW dan sahabat Abu Bakar beserta pengawalnya sempat kehabisan makanan dalam perjalanan dari Makkah ke Madinah.
Nabi bersama Sahabat Abu Bakar dan dua orang pengawal singgah di sebuah perkemahan, hendak membeli perbekalan. perkemahan itu dihuni oleh seorang perempun bernama Umi Ma'bad yang ternyata dalam keadaan serba berkekurangan.
Ada seekor hewan perahan tapi dalam keadaan kurus kerontang. Jangankan susu Tuan, air kencing hewan itu pun sudah tidak ada.
Namun kemudian Nabi mendekati hewan itu, memeras kantong susunya dan dengan izin Allah hewan itu keluar air susunya. Pertama-tama Nabi memberikan gelas berisi susu kepada Abu Bakar, kedua kepada Sahabat yang menuntun onta Nabi,
ketika kepada Sahabat yang menuntun onta Abu Bakar, baru kemudian Nabi meminumnya.
Umi Ma'bad keheranan melihat apa yang sedang dilakukan oleh seorang pemimpin besar itu. Dia memberanikan diri bertanya kepada Nabi SAW. '' Kenapa Anda tidak minum terlebih dahulu?'' Nabi menjawab, '' Khodimul umam akhiruhum syurban, (pelayan umat itu minumnya belakangan).'' Nabi mengajarkan bahwa para pemimpin harus mendahulukan kepentingan umat yang dipimpinnya.
*KH A Nuril Huda (Ketua PP LDNU)
©marzuki
''Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (QS Al-Ahzab 33: 56)

0 komentar:

Posting Komentar